.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Dakwah dan Perjuangan Nabi Muhammad SAW


      

       Wahyu merupakan modal yang sangat besar untuk melaksanakan dakwah. Terlebih lagi, wahyutersebut berbentuk al-Qur’an,  sebuah kitab suci yang menggunakan bahasa Arab denga kualitas keindahan dan kedalaman tak tertandingi sebab, Ia bukan hanya bahasa, tetapi juga wahyu.
Sastra Arab merupakan salah satu khazanah yang berkembang di dataran Arab,  yang dikenal dengan Diwan al-Arab pada masa itu, penghayatan terhadap mistisisme juga be yangrkembang melalui dukun-dukun yang sering membuat puisi-puisi dan mangklaimnya sebagai ciptaan alam ghaib. Salah satu tempat yang populer untuk menj di mediasi antara alam nyata dan alam ghaib adalah bukit Qaf.
Realitas kebudayaan ini memberi peluang dan tantangan bagi Nabi Muhammad SAW dalam melanjutkan misi dakwah. Disebut peluang karena sebenarnya wahyu al-Qur’antidak bertentangan dengan kebudayaan yang berkembang pada saat itu. Bahkan al-Qur’an dapat menjadi modal sosial yang sangat baik untuk bernegosiasi dengan orang-orang Quraisy, teruama kalangan elitnya.
Namun tidak bisa di mungkiri bahwa substansi ajaran Nabi Muhammad SAW  dengan  paganisme yang di anut kelompok mayoritas mereka mempunyai patung-patung yang di sembah sesuai kehendak mereka sendiri mereka di sebut kelompok jahiliyah, yaitu kelompok yang tidak mempunyai keyakinan dan pegangan yang kokoh. Tuhan yang mereka  sembah adalah Tuhan yang dibuat mereka sendiri. Menurut Philip K. Hitti dalam the histori of the Arabs, mereka adalah  masyarakat yang tidak mempu otoritas hukum, nabi, dan kitab suci.
Ketika nabi Muhammad SAW datang dengan membawa kitab suci, yaitu al-Qur’an pertentangan pun dimulai. Karena itu, beliau memulai dakwahnya di Mekkah secara sembunyi-sembunyi agar tidak medapatkan penentangan yang luas. 


Beliau akhirnya memilih rumah Arqambi Abu al-Arqam. Tempa tersebut mempunyai nilai historis karena dakwah Islam di mulai di tempat yang sangat sederhana. Di rumah ini beliau sering kali mendiskusikan strategi dakwah bersama Abu Thalib, Zayd bin Haritsah, Utsman bin Affan, Thalhan bin Ubaydilah, Sa’ad bin Abi Waqqash dan sahabat lainnya. Namun di dalam sejarah disebutkan sebelum pengikut islam mencapai 40 orang, Nabi Muhammad SAW belum mau mendeklarasiakan ajarannya
Kemudian datanglah Umar bi Khattab sebagai pemeluk Islam ke 40. Setelah itu, NabiMuhammad SAW bersedia mendaklarasikan ajaranya yaitudengan melaksanakan shalat berjamaah secara terang-terangan. Pemandangan tersebut menimbulkan sedikit guncangan dikalangan penduduk  Qurasy. Sejak itu ajaran yang di bawa Nabi Muhammad SAW bersama pengikutnya mulai menimbulkan tanda tanya dikaanlangan mereka.
Menurut  Muhammad al-Ghazali setidaknya ada 4 pokok misi dakwah Islam pada saat itu: pertama ketauhidan secara  paripurna (al-wihdaniyyah al-muthlaqah) . Manusia pada hakikatnya adalah hamba bagi penciptanya yaitu Allah SWT. manusia adalah hamba  hamba yang lain. Oleh karena itu pernyataan “tiada Tuhan selain Allah SWT” ingin menghancurkan keyakinan di kalangan kaum pagan yang menyebah patung berhala sebagai Tuhan. Sesungguhnya tuhan yang harus disembah adalah Allah SWT yang menjadikan Kakbah sebagai rumah-Nya.
Kedua, hari akhirat (al-Dar al-Akhirat). Ajaran nimengajarkan setiap amal perbuatan yang dilakukan setiap orang  akan dihisab  oleh tuhan pada hari kemudian. Karena itu jikaorang setiap harus melakukan keba jikan sebab mereka akan mnghadap Tuhan secara sendiri-sendiri. Ajaran inisemakin memacu setiap orang agar selalu melakukan kebajikandan menghindari kejahatan. Siapa pun yang melakukan kejahatan ia akan dihisab oleh Tuhan di hai akhir nana, meskipun mereka telah selamat dari hukuman selama di dunia.
Ketiga, penyucian jiwa (tazkiyat al-nafs). Ajaran ini menjadikan jiwa sebuah lokomotif bagi setiap tindakannya akan menjadi positif dan bermanfaat bagi orang lain. Sebaliknya jika jiwanya kotor kelakuannya akan destruktif. Penyucian jiwa ini merupakan salah satu inti dakwah Nabi Muhammad SAW kepada pengikutnya.
Keempat, kebersamaan dengan komunitas (hifd kiyan al-jama’ahal-muslimah). Ajaran ini penting karena  kebersamaan merupakan fondasi untuk membatungun sebuah komunitas yang kokoh. Tanpa itu komunitas akan rapuh dan rentan perpecahan. Itu sebabnya Nabi Muhammad SAW amat menekan pentingnya persaudaraan dan persatuan.
Nabi Muhammad SAW betul-betul menanamkan keempat nilai dakwah tersebut kepada para pengikutnya yang pada saat itu jumlahnya masih relatif sedikit. Dengan nilai-nilai yang kukuh, sebuah komunitas yang mampu menopang misi dakwah Nabi muhtuk.ammad SAW akhirnya terbentuk

sumber : buku antara makkah dan madinah

0 komentar:

Post a Comment