Salah satu hal
yang menjadi harapan atau dambaan orang-orang yang mengerjaka umrah adalah kiranya doa-doayang nanti
dipanjatkannya di Baitullah, akan dikabulkan oleh Allah SWT. Tentu. Sebab yang
mengerjakan umrah adalah duta Allah, yang telah mendapatkan jaminan Rasulullah
SAW, bahwa jika berdoa, doanya akan dikabulkan oleh Allah SW, dan jika memohon
atas ampunan atas dosa, maka dosa-dosanya akan diampuni Allah SWT. Apalagi dia
berdoa di tempat-tempat mulia untuk berdoa yaitu, Baitullah.
Kehidupan modern
yang cenderung materialistic, bisa berdampak pada munculnya sikap atau perilaku
pada manusia, dan juga terjadi pada kaum muslimin tertentu, yang beranggapan
bahwa mereka bisa memenuhi apa saja yang mereka ingikan, dengan keuatan
fisiknya, dengan kehebatan ilmunya, dengan kekuasaannya, dengan harta berlimpah
yang dimilikinya.
Lalu
munculah sikap arogan, melampaui batas, karena merasa memiliki segala macam
keleihan dan kemampuan. Sesungguhnya arogansi manusia karena merasa diri hebat
seperti itu, telah disinyalir oleh Al-Quran, sebagaimana firman Allah,
كَلَّا
إِنَّ الْإِنسَانَ لَيَطْغَى | َن رَّآهُ اسْتَغْنَى
“Ketahuilah!
Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya
serba cukup.” (QS. Al-Alaq :
6-7).
Karena merasa
kuat, hebat, kaya, berkuasa itulah, sampai-sampai ada orang yang bersikap
seakan-akan tidak memiliki Tuhan, tidak mau seakan-akan tidak memiliki Tuhan,
tidak mau beribadah mendekatkan diri kepada Tuhan, tidak mau berdoa untuk
meminta pertolongan kepada Tuhan. “ Untuk apa berdoa kepada Tuhan? Kalau aku
memerlukan sesuatu, maka dengar hartaku, dengar kekuasaanku, dengan uangku, aku
bisa mendapatkannya, tanpa pertolongan Tuhan.”`
Itulah sebuah
gambaran sikap melampaui batas mausia yang angkuh karena merasa kaya,kuat dan
kuasa.padahal sebenarnya ia hanyalah mahluk lemah, yang tidak berdaya, pasti
akan dating saatnya ia terpuruk, lalu merengek -rengek, dan meminta pertolongan tuhan. Ya, karena manusia pasti memerlukan
tuhan. Ia pasti menyeru Allah memohon pertolongan, maka ia harus berdoa kepada
Allah SWT.
Perjalanan ke
Baitullah atau ketanah suci mekkah, baik untuk umroh maupun haji, adalah
perjalanan yang diwarnai dengan doa-doa. Seorang muslim yang hendak berangkat
menuju Baitullah, sejak melangkahkan kakinya dari tempat tinggalnya, ia
memasrahkan diri kepada Allah SWT, bahwa tidak ada daya untuk mendatangkan
kebaikan atau menolak bahaya, kecuali dengan pertolongan Allah SWT.
Selanjutnya,
tatkala berada dikendaraan yang membawanya hingga tanah suci ia berdoa kepada
Allah. Dan doa-doa terus dipanjatkan pada saat memasuki masjidil al haram,
ketika melihat ka’bah, berdoa setelah thawaf, kerdoa ketika melakukan sa’I antara shafa dan marwa, dan seterusnya. Ya,
ibadah umroh dan haji adalah perjalanan penuh doa. Dan mereka yang berdoa
sangat berharap agar doa-doanya itu dikabulkan Allah SWT.
Manusia pasti memerlukan doa. Nabi Adam a.s
sebagai manusia pertama pun telah berdoa kepada Allah. Yaitu tatkala nabi Adan
dan Hawa menyadari kesalahan yang telah dilakukan oleh keduanya, karena
termakan bujuk rayu Iblis, sehingga kedua melakukan apa yang dilarang oleh
Allah, maka keduanya berdoa kepada Allah, memohon ampunan, dan rahmat Allah,
“Wahai Tuhan kami, sesungguhnay kami telah menganiaya diri kami, dan jika
Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami, maka benar-benar kami orang yang
merugi.”
Demikian yang
seterusnya yang dilakukan oleh manusia, anak cucu Adam, yang hidup pada masa
kapanpun, termasuk kita yang hidup pada zaman modern ini, pastimemerlukan doa.
Tiada seorang manusia manapun yang tidak memerlukan doa. Mengapa demikian?
Sebab manusia adalah mahluk yang lemah.berapa besarpun kekuasaan manusia, pasti
ia memiliki kelemahan. Betapapun kekuatan seseorang, pasti ia memiliki
kelemahan.betapapu banyak kekayaan seseorang, pasti ia memiliki kelemahan. Dan
seterusnya.
Pernahkan anda
mendapati seorang yang berkuasa di dunia ini yang hidup abadi, dan berkuasa
selama-lamanya? Tentu tidak ada. Seorang raja yang paling tinggi kekuasaanya
sekalipun, pada akhirnya akan kehilangan kekuasaannya. jika tidak ada manusia
yang bisa mengakhiri kekuasaannya, maka pasti kematiannya akan membuat
kekuasaan raja itu berakhir dengan sendirinya.
Pernahkan anda
mendapati orang yang paling kuat fisiknya, yang tidak merasa lapar, jika tidak
makan, yang tidak haus jika tidak minim? Tentu tidak ada. Seorang yang paling
kuat fisiknya pun pasti akan merasa lapar jika tidak makan, dan merasa haus
jika tidak pernah minum. Ia juga akan merasakan sakit jika tubuhnya terluka.
Dan pada akhirnya pasti akan mati, lalu tubuhnya yang kuat dan kekar itu akan
dimasukan ke dalam tanah, lalu hancur.
Demikianpun
seterusnya. Orang yang paling kaya sekalipun pasti akan mendapati kesulian.
Betapa banyak orang kaya raya secara materi tapi jiwanya merana. Betapa banyak
pesohor yang meninggal dunia secara tragis. Orang kaya juga menderita sakit.
Orang yang paling bahagia pun, pasti akan merasa kesedihan.
Karena manusia
adalah mahluk yang lemah. Dan kelemahan sebagai manusia itu, membuat seseorang
menjadi tidak berdaya untuk membebaskan dirinya dari suatu kesulitan yang
menimpa. Maka dalam keadaan tidak berdaya itu, manusiapun mencari pertolongan
kepada Kekuatan dan Kekuasaan yang lebih besar, yang lebih besar, yang lebih
kuat, yang bisa menolongnya, agar terbebas dari kesulitan yang menghimpit. Lalu
iapun berdoa kepada Tuhan, Allah SWT.
وَإِذَا مَسَّكُمُ الْضُّرُّ فِي
الْبَحْرِ ضَلَّ مَن تَدْعُونَ إِلاَّ إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى
الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الإِنْسَانُ كَفُورًا
“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan,
niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia
menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu
tidak berterima kasih.” (QS. Al- Isra :67).
Ketika penyakit dating menimpa
diri, kita berdoa, “Ya Allah, mohon sembuhkan penyakitku.”. ketika kesulitan
menghadang, kita berdoa, “Ya Allah, tolong bebaskan diri dan kehidupanku dari
kesulitan”. Ketika kemiskinan melanda, kita berdoa, “Ya Allah, anugerahilah
rejeki yang baik dan halal”. Ketika kesidihan melanda karena sebuah musibah,
kita berdoa, “ Ya Allah, anugrahilah ketenangan di dalam hatiku, kuatkanlah
hatiku,”… Dan sebagainya. Kesemuanya itu menggambarkan kelemahan diri manusia,
yang tatkala terhimpit suatu keadaan sulit, ia pasti menegahkan tangannya lalu
memohon pertolongan Allah, agar Allah apa-apa yang dimohonnya.
Tapi, satu hal yang sangat
disadari adalah hendaklah tidak hanya berdoa ketika tertimpa kesulitan akan
tetapi dalam keadaan mudah, senang, sehat, kaya, bahagia, berkuasa, senantiasa
berdoa kepada Allah SWT. Sebab doa itu selain merupakan sarana meminta kepada
Allah, juga merupakan sarana untuk ingat dan mendekatkan diri kepada Allah. Dan
setiap saat, kita wajib ingat dan mendekatkan diri pada Allah SWT.
Karena itu, hendaklah selalu
berdoa kepada Allah dalam keadaan apapun. Janganlah berdoa ketika hanya sedang
sakit, akan tetapi pada keadaan sehatpun kita selalu berdoa kepada Allah.
Janganlah hanya berdoa ketika miskin, akan tetapi dalam keadaan kayapun selalu
berdoa kepada Allah SWT.
0 komentar:
Post a Comment