Sebagaimana kita akan bepergian jauh ke tempat lainnya, pergi haji yang rata-rata memakan waktu 40 hari juga perlu persiapan yang matang. Apalagi aang akan kita lakukan di sanah adalah beribadah untuk menddekatkan diri kepada Allah, memohon ampunan dan predikat haji mabrur. Bukan sekedar jalan-jalan atau rekreasi.
Banyak hal yang perlu dipersiapkan, baik secara fisik maupun rohani. Baik aspek ibadah maupun perjalanannya. Yang paling utama adalah persiapan ruhani. Dan persiapan pertama bagi ruhani adalah membersihkan diri dari dosa kan kesalahan, baik langsung kepada Allah maupun kepada sesama manusia. Bertaubat sendiri mungkin tidak perlu di tunda di Tanah Suci. Semakin cepat bertaubat semakin baik dan akan membuat persiapan menjadi lebih atang.
Kemudian mempersiapkan mental untuk mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji yang memerlukan ketergantungan keikhlasan, kesabaran dan ketawakalan atau kepasrahan, kepada Allah swt.. tak lupa mempersiapkan biaya baik selama perjalanan haji, maupun nafkah keluarga yang ditinggalkan. Sebenarnya, perlu melaksanakan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan harta kekayaan, seperti zakat, nadzar, utang, infak, serta shadaqah. Selain itu, melaksanakan janji yang pernah dinyatakan dan menyelesaikan segala urusan yang berhubungan dengan orang lain termasuk utang-piutang. Keluarga yang ditinggalkan. Sebelum berangkat jangan lupa memohon doa restu kepada kedua orang tua.
Setelah itu persiapan ilmu dan pengetahuan agama khususnya manasik haji. Belajar dari guru, KBIH, tanya kawan, baca buku, tonton VCD manasik dan sebagainya. Banyak cara untuk menimba ilmu tentang manasik haji yang benar. Yang utama dipelajari adalah manasik haji yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw., ditambah belajar sejarah islam agar disana dapat mengenali tempat-tempat bersejarah. Khusus juga dipelajjari tentang shalat jenazah karena setiap lima waktu aja saja jenazah yang dishalatkan di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi.
Jauh-jauh sebelum berangkat tetaplah menjaga esehatan jasmani. Lakukan olah raga yang teratur terutama berjalan kaki di terik matahari.
Geberal chech up dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi tubuh dan penyakit yang diderita sehingga dapat mempersiapkan obat-obatan pribadi selama dalam perjalanan haji. Apabila ada penyakit yang khusus diderita ada baiknya konsultasi terhadap dokter terlebih dahulu.
Adapun barang-barang yang harus dibawa kesana tidak perlu banyak-banyak, cukup yang diperlukan saja. Bagi jamaah pria perlengkapan yang harus dibawa adalah baju sehari-hari secukupnya, kain ihram 1 atau 2 helai, ikat pinggang satu buah, barang-barang keperluan mandi, kain sarung kurang lebih 2 buah. Bagi jamaah wanita membawa mukena atas saja minimal 2 buah, tunik putih atau rok putih untuk ihram 2 buah, baju sehari-hari secukupnya, kudung atau mukena pendek untuk sehari-hari 2 buah, baju tidur secukupnya, kaos kaki 6 pasang. Baik jamaah pria maupun wanita sebaiknya membawa mantel untuk tidur (bagi yang tidak kuat AC), selimut tipis, sandal jepit 2 pasang, sepatu sandal atau sepatu tertutup yang tidak mudah lepas, obat-obatan pribadi, kantong plastik 10 buah, guntimh kecil untuk tahallul, payung, senter, biaya untuk dam, qurban dan lain-lain.
Selain itu selahkan membawa barang-barang atau obat-obatan yang khusus kita pakai. Namun harus berhati-hati, yang dibawa sebaiknya jangan barang-barang cair sehingga dapat tumpah didalam koper dan mengotori pakaian maupun koper orang lain. Juga harus ditimbang agar tidak kena bagasi atau ditinggal di tanah air. Bagi yang terbang dengan pesawat Saudi Air biasanya bagasi sangat ketat. Bila ketentuannya Cuma boleh 35 kg, tidak bisa tambah sedikitpun. Beda dengan memakai Garuda yang masih ada toleransi. Mengenai koper, mengingat satu kloter sekitar 450-500 jamaah dengan warna koper sama, sebaiknya membuat tanda berbeda di koper milik kita. Memberi tanda dengan kain warna-warni sudah banyak dilakukan orang sehingga perlu dicari tanda lain agar berbeda seperti dengan barang-barang yang dimiliki anggota keluarga kita. Intinya yang penting mencolok dan mudah untuk mencarinya di antara tumpukan koper-koper lain.
Selain koper dan tas jinjing, perlu disiapkan juga tas pinggang atau ransel kecil tempat menyimpan barang tiap-tiap kita pergi. Diusahakan tas tersebut memiliki banyak kantongsehingga bisa untuk menyimpan buku, al-Qur’an, minuman, dompet, uang atau bahkan sandal. Pergi kemana-mana sebaiknya mengenakan sandal gunung karena kuat. Sandal jepit sebaiknya untuk dipemondokan saja karena apabila dipakai berjalan dalam jarak jauh sering kali cepat rusak, takut keinjak oleh jamaah lain, apalagi kita melempar jumrah, sekali berdesakan langsung putus.
Mengingat waktunya cukup lama di Tanah Suci, bawa buku dan al-Qur’an untuk mengisi waktu. Terutama buku doa dan dzikir karena hampir disetiap tempat atau waktu kita disarankan untuk berdoa dan berdzikir. Departemen agama biasanya memberikan buku kumpulan doa dan dzikir yang dapat dikalungkan di leher. Al-Qur’an sendiri ada banyak di Masjid. Namun jika kita sudah terbiasa dengan bacaan al-Qur’an sendiri, sebaiknya dibawa saja asal bukan al-Qur’an yang ukurannya besar.
Membaa pakaian secukupnya, sebaiknya yang tidak mencolok atau biar aman bewrwarna putih. Berpakaian menutup aurat, tidak transparan, tidak membentuk tubuh dan tidak mengenakan pakaian yang mencolok mata. Usahakan membaewa pakaian yang berbahan katun agar cepet kering jika dicuci. Iklim yang panas dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi membuat pakaian disana cepet kering selepas dicuci.
Sementara itu makanan dan minuman jiga perlu dibawa secukupnya. Mengingat cuaca hari sangat panas, disarankan untuk banyak minum. Untuk itu perlu tempat minum yang kemana-mana bisa dibawa. Di embarkasi haji biasanya ada tukang ynag bisa membuuatkan tali pengait agar botol minuman bisa kita ikat di pinggang. Sebagaiperingatan, meskipun udara panas, disana usahakan jangan minum es atau makan buah anggur agar tidak gampang terserang penyakit batuk.
Soal makanan, biasanya jamaah Indonesia membawa bekal makanan cukup banyak terutama mie instan. Makanan bekal perlu disiapkan meskipun ada katering. Selama 40 hari hari menunaikan ibadah haji, sekitar 8 hari berada di madinah makanan ditanggung oleh pemerintah dengan sistem katering. Selama di Arafah dan Mina juga disediakan katering. Namunselama 25 hari di Mekah katering tidak disediakan. Makanan bakal diperlukan adalah yang tahan lama seperti mie instan, abon, dendeng, sambal goreng kering, sarden, kornet, dan lain-lain.
Meskipun di Arafah dan Mina makanan disediakan oleh katering, namun tidak ada salahnya membawamakanan sendiri sebagai pelengkap. Sebab, seringkali makanan katering rasanya hambar. Perlu diketahui di Arafah dan Mina tidak ada penjual makanan sehingga jika kita bosan makanan katering, kita tidak punya pilihan untukm memakannya. Beda dengan di Mekah dan Madinah, banyak penjual makanan, terutama makanan Indonesia mulai yang dipinggir jalan yang diplastik berharga 1-2 real sampai kelas restoran. Untuk itu bekal makanan yang tahan lama jangan langsung dihabiskan ketika tiba di Mekah atau Madinah. Sisakan untuk dibawa ketika berada di Arafah dan Mina.
Selain perbekalan, kita juga membawa uang real. Masing-masing jamaah sebelum berangkat (biassanya di embarkasi haji) diberikan uang saku 1500 real yang diambilkan dari biaya ONH yang kita bayar. Apabila dihitung-hitung,biaya tersebut cukup untuk hidup (cost of living) di sana. Tapi tidak ada salahnya, jika ada membawa bekal uang lebih. Sebaiknya penukarann uang real jauh-jauh hari supaya nilai rupiahnya tidak menjadi turun. Apalagi untuk uang dipmondokan, harga satu rupiahnya rendah atau satu realnya tinggi. Jangan lupa menukar uang kecil 1,2,5-10 real untuk dipelanjakan di sana karena uang saku yang diberikan pemerintah sebesar 1500 real dalam bentuk uang besar (1000 dan 500 real). Saat di Tnah Suci sebaiknya kita kemesjid tidak membawa uang terlalu banyak. Cukup 40-50 real dan sisanya ditinggal di pemondokan. Sebab tidak jarang pencopet atau orang yang menyobek tas yang kita bawa dengan benda tajam. Penggunaan uang harus hemat karena kita tidak tahu apa yang terjadi di negri orang. Di samping itu, jika ada musibah yang menimpa diri kita maupun saudara kita, kita masih punya persediaan uang yang cukup.
sumber : Antar Aku ke Tanah Suci karya miftah faridl
0 komentar:
Post a Comment