Setiap orang yang berangkat haji pasti dibekali do'a “semoga menjadi haji mabrur..” Itulah dambaan semua orang yang pergi haji, menjadi haji yang mabrur. Bagaimana tidak, haji mabrur balasannya adalah surga, sabda Nabi SAW. :
“haji yang mabrur tidak ada balasan kecuali surga..”
Secara prinsip, ibadah mahdhah (ritual) dalam islam, selain merupakan bentuk pengabdian dan kepasrahaan yang tulus kepada Allah swt. Juga merupakan proses pembinaan dan peningkatan kualitas keimanan serta pembangunan moral pelakunya. Suatu ibadah, termasuk didalamnya ibadah Haji atau umroh dapat dikatakan sebagai ibadah yang berhasil, dalam hal ini menjadi haji yang mabrur, apabila:
- Motivasi atau niat ibadah tersebut adalah ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah swt..
- Proses pelaksanaan sesuatu dengan contoh Rasulullah saw. dimana syarat, rukun wajib (bahkan sunah) ibadah tersebut terpenuhi.
- Biaya untuk ibadah tersebut diperoleh dengan cara yang halal (untuk ibadah haji, biaya perjalanan dan biaya untuk keluarga yang ditinggalkan diperoleh dengan cara yang halal).
- Dampak dari ibadah tersebut adalah positif bagi pelakunya, yaitu adanya perubahan kualitas prilaku kea rah yang lebih baik dan lebih terpuji.
Sebuah potret haji mabrur tidak hanya dinilai pada saat proses ibadah haji tersebut berlangsung, tapi juga harus dinilaai setelah ibadah haji berakhir. Ada semacam indicator kemabruran haji yang tampak pada sikap-sikap tertentu setelah pulang ke tanah air. Seperti patuh melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah swt., patuh melksanakan shalat, konsekwen membayar zakat, sungguh-sungguh membangun keluarga sakinah mawadah wa rahmah, selalu rukun dengan sesame umat manusia, saying kepada sesama makhluk Allah swt.. ia juga konsekwen meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah swt., terutama dosa-dosa besar, seperti syirik, riba, judi, zinah, khamar, korupsi, membunuh orang, bertengkar, menyakiti orang lain, khurafat, bid’ah dholalah, dan lain-lain.
Dan orang yang haji nya mabrur dapat terlihat setelah pulang haji menjadi gebar melaksanakan ibadah-ibadah sunah dan amal soleh lainnya seperti berusaha meninggalkan perbuatan-perbuatan yang makruh dan tidak bermanfaat. Ia juga aktif berkiprah dalam memperjuangkan, menda’wahkan Islam dsan istiqamah serta sungguh-sungguh dalam melaksanakan amar ma’ruf dengan cara yang ma’ruf, melaksanakan nahyi munkar tidak dengan cara yang munkar. Sikaf dan sikap berubah menjadi terpuji seperti sabar, syukur, tawakal, tasamuh, pemaaf, tawadhu’ dan lain-lain.
Orang yang bergelar haji mabrur akan malu kepada Allah swt. Untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang-Nya. Ia terlihat semangat dan sungguh-sungguh dalam menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu Islam. Sepulang haji ia bekerja lbih keras dan tekun untuk memenuhi keperluan hidup dirinya, keluarganya dan dalam rangka membantu orang lain serta berusaha untuk tidak membebani dan menyulitkan orang lain.
Orang yang haji nya mabrur akan cepat melakukan tobat apabila terlanjur melakukan kesalahan dan dosa, tidak membiasakan diri proaktif dengan perbuatan dosa, tidak mempertontonkan dosa dan tidak betah alam setiap aktivitas berdosa. Terakhir, orang yang haji nya mabrur akan sungguh-sungguh memanfaatkan sebala potensi yang ada pada dirinya untuk menolong orang lain danmenegakan ‘izzul Islam wal Muslimin, kemulyaan Islam dan umatnya.
sumber : Antar Aku ke Tanah Suci karya miftah faridl
0 komentar:
Post a Comment