.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Umroh Satutours : Pengalaman Umroh Ibu Windi, jamaah umroh Januari 2013

umroh 2014
Ibu Windi dan Bapak Haryono
(Jamaah satutours januari 2013)

Allah Tidak Memanggil Orang Yang Mampu
Melainkan  Allah Akan Memampukan Orang Yang Jiwanya Terpanggil

                Kalimat judul diatas saya  baca saya mengikuti manasik umroh untuk pemberangkatan 28 Januari 2013 bersama satutours. Penuh haru dan syukur, saya bisa termasuk dalam rombongan umroh saat itu.             Lama saya pandangi tulisan itu dan saya resapi maknanya dalam-dalam. Dan membaca kalimat tersebut, saya merasa cocok dengan diri saya. Secara pribadi saya menjadi salah satu jamaah umroh disini bukan karena berkelebihan uang. Berangkat menjejakkan kaki ditanah suci menjadi impian saya sejak 5 tahun yang lalu. Dan selama 5 tahun itu herannya belum terkumpul uang untuk ongkos kesana. Kalaupun berhasil nabung, pasti ada kebutuhan lain yang lebih harus didahulukan.
                Tetapi Allah swt maha kaya, yang akan memampukan kita yang memang hatinya terpanggil kesana. Kerinduan pada tanah suci begitu menyeruak di tahun 2008. Saat itu ada teman kantor dan kerabat yang berangkat haji. Melihat rona bahagia diwajahnya, sayapun bahagia. Terselip harap dalam hati, kapankah ENGKAU mampukan aku ya Rabb, ketanah suci. Untuk rangkaian umroh  maupun haji.
                Sejak saat itu, saya sering memajang wallpaper masjidil haram di PC saya. Apabila ada kabar terkait jamaah haji ataupun umroh yang mau berangkat dan pulang, saya selalu merasakan getaran yang kuat untuk segera menemuinya dan mendengar ceritanya. Hampir selalu saya minta do’a dari mereka supaya Allah izinkan saya segera menapak kesana.
                Ketika bersenda gurau bersama suami, sambil mengukir mimpi kami berdialog. “Kapan ya Abi, kita pergi haji atau umroh?” Tanya saya pada suami. Suami saya  justru bertanya ulang “Kapan ya? Kapan  mi?” dan saya dengan enteng menjawab “ lima tahun lagi ya paling lambat” (saya yang bertanyam akhirnya saya juga yang jawab) padahal saat itu kami baru saja membeli rumah secara kredit dan renovasi rumah, dana yang keluar tidak sedikit buat kami. Perlu waktu agak lama untuk recovery kondisi ekonomi kami. Ditambah biaya sekolah untuk 3 anak dan saat itu saya masih menyusui anak saya yang ke empat. Tapi saya merasa enteng menjawab “ lima tahun lagi..” pertimbangan saya, cukuplah 5 tahun menabung, dan menunggu anak saya bisa ditinggal.  Dan Subhanallah … Allah swt kabulkan tahun 2013 saya berangkat umroh. Hitungan yang tepat bagi Allah swt , 5 tahun setelah kami bersenda gurau itu. Dan belakangan ini saya baru sadar , seharusnya saya jawabnya nggak lima tahun lagi ya, secara sangat mudah bagi Allah untuk mengabulkan doa hambanya. Harusnya saya jawab,           ” besok ya bi!” hehehehe..
                Di tahun 2008 itu juga saya merasakan nikmat yang sangat  saat Allah titipkan bunga tidur pada suatu malam. Saya berada di dalam masjidil haram yang megah, dengan lampu sorot dengan sinar yang sangat terang. Malam hari bagai siang, masjid yang tidak pernah tidur. Saya dengan khidmat melakukan thawaf bersama jamaah lain, tiba-tiba muncul keinginan untuk mencium hajar aswad sebagai ibadah sunnah, saya terus melakukan thawaf, seraya mendekat kearah batu hitam tersebut. Jamaah yang sedang thawaf dan hendak mencium hajar aswad tidak sedikit, saya agak kesulitan mendekat pada batu hitam tersebut. Akhirnya ada suara mengajak saya mengikutinya, seraya mengatakan “ sini, lewat sini saja, kamu akan dapat mencium hajr aswat..” Saya bagai naik sepatu roda, meluncur melewati jamaah yang sedang mengantri, dan tak lama kemudian saya berada dalam antrian yang sangat dekat sekali. Hanya tinggal 2-3 orang didepan saya, mereka bergiliran mencium batu hitam tersebut. Hati ini makin rindu dan bergetar tak menyangka bisa sampai dideretan paling depan batu hitam tersebut, sejurus saya ingin mencium batu tersebut….. saya terjaga! Subhanallah Walhamdulillah Wala illa haillallah wallahu akbar!! Saya terjaga dengan perasaan rindu…. Bahagia dan syahdu. Walau saya tidak berhasil mencium hajar aswad dalam mimpi, saya berharap Allah mampukan saya di alam nyata. Bukan dialam mimpi.  
Sejak saat itu keinginan menginjak tanah haram makin membuncah dalam hati, saya  berusaha menabung dan berhemat agar bisa pergi ke tanah suci. Karena saya yakin Allah pasti akan kabulkan doa saya. Walau tak tahu kapan. Tak terasa 5 tahun berlalu, tabungan belum bisa mencukupi untuk daftar haji maupun umroh. Secara kebutuhan dengan 4 anak, subhanallah, Tapi Allah maha kaya yang akan memampukan hambanya yang hatinya terpanggil.
Setelah nonton film “Emak ingin naik haji” hati saya terenyuh dan menangis bahagia. Walaupun itu Cuma film, saya yakin suatu saat Allah akan berikan pada saya kesempatan menapakkan kaki ditanah suci. Apalagi kalau dengar ceramah ust. Yusuf masyur. “Kun faya kun”.
Tahun 2012 saat bulan Ramadhan, kami sekeluarga berkunjung kerumah kerabat yang baru melahirkan di daerah depok. Karena saat itu bulan ramadhan, kami berniat juga rekreasi hemat ke kampus UI DEPOK yang juga almamater saya dulu. Lokasi yang kami tuju adalah masjid UI dan danau UI. Disana banyak mahasiswa dan warga sekitar menghabiskan waktu bercengkrama dengan udara yang teduh dari hutan UI. Kami mengambil tempat pinggir danau, menggelar karpet dan bersenda gurau. Berharap ada  salah satu anak kami bisa sekolah disini juga. Saat waktu menjelang sholat ashar, kami bergegas ke masjid UI yang lokasinya bersebelahan dengan danau UI. Kami laksanakan sholat disana dan memohon segala kebaikan untuk kami.
Setelah sholat kami melihat papan nama travel umroh milik masjid UI. Kami pernah mendengar juga ada program backpacker, yang memberikan jasa perjalanan umroh dengan sangat hemat. Saat itu kami belum punya cukup tabungan. Karena tabungan tak pernah bisa cukup, hampir selalu terpakai untuk kebutuhan lain yang lebih utama. Tanpa ragu saya menuju kantor travel tersebut, bertanya-tanya layaknya akan mendaftar. Padahal ongkos saja belum punya. Saat menunggu petugas menyiapkan informasi, suami berkelakar “Kali aja bisa kita umroh 15 juta berdua. gak pake tidur di hotel juga gakpapa, kita kan punya tenda” hahahah.. secara suami saya pendaki gunung. Jadi lengkap tuh peralatan backpakernya. Hehe. Setelah mendapat info, kami cukup kecut mendengarnya, karena kami yang tidak mengerti berapa biaya umroh sesungguhnya agak kecewa saat mendengar biaya umroh untuk tahun 2013 bisa sekitar 15 juta perorang (bukan 2 orang hehe). Dan itu adalah paket termurah dengan backpacker yang artinya hotel kelas melati dan tidak dapat makan. Ya sudahlah… kami pulang dengan hati tetap senang, karena sudah PD bertanya-tanya padahal 15 juta nya saja belum ada. Hahaha…Tapi kami yakin Allah akan memberikan rezeki tepat pada waktunya.
Siapa menyangka, 1 bulan setelah kejadian di biro travel kampus UI itu, Allah swt berikan rezeki yang tak disangka-sangka pada saya. Saya pun teringat dengan surat Aththalaq ayat  3 “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu..”  Subhanallah….
Pada suatu pagi dibulan September, saya mendapatkan rejeki dari jalan yang tak disangka sebesar 20 juta rupiah, dan setelah saya bicarakan dengan suami, kami sepakat akan berangkat umroh. Walau harus mencari kekurangannya lagi, tapi waktu masih agak panjang. Karena pendaftaran umroh awal tahun 2013 masih 4 bulanan lagi. Semoga allah memberikan lagi rezeki yang lainnya hingga kami bisa berangkat berdua (doa kami saat itu). Akhirnya dana yang ada kami buat daftar DP umroh untuk berdua. Pelunasan masih bisa menunggu hingga Desember 2012.
Saya pun mulai hunting travel umroh yang sesuai dengan budget kami. Subhanallah, kami mendapatkan travel umroh dengan biaya keberangkatan senilai 35 juta untuk berdua. Sudah ada rezeki yang tak disangka senilai 20 juta. Kami harus mencari tambahannya yang 15 juta dengan berusaha bekerja lebih keras dan berhemat. Sekali lagi maha tepat hitungan Allah, karena kami berharap saat di masjid UI itu bisa berangkat dengan dana 15 juta berdua! Padahal saat itu karena ketidak tahuan kami berapa biaya umroh saat itu. Dan Allah menambahkan sesuai yang kami rasa tak mampu yang 20 jutanya! YA. Kami harus usahakan menabung yang 15 jutanya! Subhanallah….
Kalau mengandalkan gaji bulanan sudah jelas peruntukannya, maka kami berharap pada Allah penjualan komputer bisa meningkat. Secara berdagang computer itu usaha sampingan suami saya. Dan sekali lagi Allah maha kaya, tepat diwaktu pelunasan, uang itupun terkumpul…. Alhamdulillahi rabbil alamiin.. ( Nikmat TuhanMU yang mana lagi yang kamu dustakan…?)
28 Januari 2013, kami take off menuju Jedah dengan transit di abu dhabi. Subhanallah Walhamdulillah WaLa ilaha illallah Wallahu akbar. Kurang lebih 7 hari kami ziarahi tempat-tempat suci, di madinah, mekah, dan berkunjung ke beberapa tempat bersejarah.
Bertemu dengan saudara seiman dari seluruh dunia, memberikan emosi tersendiri dalam hati ini. Dipeluk, dicium dan di jabat erat tangan ini dengan saudari yang tak pernah bertemu sebelumnya, yang belum pernah berkunjung ke negaranya, yang harus melihat dipeta dimana sebenarnya Negara tersebut, yang tidak mengerti bahasa masing-masing (tak jarang kami berbahasa isyarat, hihihi), yang hanya melempar senyum tulus namun membius. Memancarkan kecintaan dan kebersamaan. Hasrat untuk menolong dan berbuat baik, bagai ‘diobral’ disini.
 Kebersamaan dalam kebahagiaan yang satu. Menghadap ke ka’bah yang satu. Hanya disini umat islam tidak meributkan arah kiblat, tidak meributkan sholat subuh dengan doa qunut atau tidak, tidak meributkan tata cara sholat, Shaf sholat otomatis tidak ada celah, semua shof penuh dan barisan sangat rapat. Semua khusyuk menunduk serendah-rendahnya kehadirat Allah SWT yang konon kalau di bumi para nabi ini, Allah dekat sekali. (padahal dimana saja kita berada Allah selalu dekat).
Melihat burung dara yang menanggapi rezeki dari rabbnya lewat kemurahan hati jamaah membelikan pakan burung dan menebarnya dijalanan. Tapi herannya tidak ada seorangpun yang mengeluhkan di jatuhi kotoran siburung. Burung-burung dara itu semuanya serupa dimata saya, ukurannya, warna bulunya, lurik-lurik bulunya. Subhanallah..
Tak terasa kurang lebih 7 hari sudah kami lewati, saatnya berpisah dengan segala rutinitas singkat yang sangat membahagiakan, yang hampir setiap untaian waktunya hanya ingat Allah dan Rasulnya, yang selalu berlomba-lomba datang lebih awal ke rumahNYA, yang difikirkan hanya ibadah dan ibadah. Walau tidur hanya 1-2 jam, semangat begitu membara memanfaatkan moment yang entah kapan akan datang lagi.
Tiba saatnya untuk melakukan thawaf wada (thawaf perpisahan). Dengan perlahan kami langkahkan kaki mengelilingi bangunan tertua didunia ini. Sebuah bangunan yang menjadi pusat dunia, yang selalu bercahaya jika dilihat dari luar angkasa. Yang selalu memancarkan kerinduan bagi hambanya yang merindu. Yang membuat raga ini lemas dan merasa kecil sekali. Ka’bah… selamat tinggal…

“Ya Allah.. hanya karena engkau aku bisa menapakkan kaki di tanahMU yang suci, maka berikanlah aku kesempatan datang kembali untuk menunaikan ibadah haji di waktu berikutnya..” Lantunan doa dan harapan semua kami tumpahkan  di tempat-tempat mustajabnya do’a. Masjid Nabawi dengan Raudhohnya, masjidil haram dengan multazamnya, hijr ismail, maqom Ibrahim, lintasan safa dan marwa.  Subhanallah.. rindu untuk kembali.. ”Mampukan kembali aku ya rabb, untuk bisa menunaikan yang wajibnya yaitu ibadah Haji”. Aamiin Ya rabbal alamiin..

0 komentar:

Post a Comment