Melainkan Allah Akan Memampukan
Orang Yang Jiwanya Terpanggil
Kalimat
judul diatas saya baca saya mengikuti manasik
umroh untuk pemberangkatan 28 Januari 2013 bersama satutours. Penuh haru dan
syukur, saya bisa termasuk dalam rombongan umroh saat itu. Lama saya pandangi tulisan itu dan
saya resapi maknanya dalam-dalam. Dan membaca kalimat tersebut, saya merasa
cocok dengan diri saya. Secara pribadi saya menjadi salah satu jamaah umroh
disini bukan karena berkelebihan uang. Berangkat menjejakkan kaki ditanah suci
menjadi impian saya sejak 5 tahun yang lalu. Dan selama 5 tahun itu herannya
belum terkumpul uang untuk ongkos kesana. Kalaupun berhasil nabung, pasti ada
kebutuhan lain yang lebih harus didahulukan.
Tetapi
Allah swt maha kaya, yang akan memampukan kita yang memang hatinya terpanggil
kesana. Kerinduan pada tanah suci begitu menyeruak di tahun 2008. Saat itu ada
teman kantor dan kerabat yang berangkat haji. Melihat rona bahagia diwajahnya,
sayapun bahagia. Terselip harap dalam hati, kapankah ENGKAU mampukan aku ya Rabb,
ketanah suci. Untuk rangkaian umroh maupun
haji.
Sejak
saat itu, saya sering memajang wallpaper masjidil haram di PC saya. Apabila ada
kabar terkait jamaah haji ataupun umroh yang mau berangkat dan pulang, saya
selalu merasakan getaran yang kuat untuk segera menemuinya dan mendengar
ceritanya. Hampir selalu saya minta do’a dari mereka supaya Allah izinkan saya
segera menapak kesana.
Ketika
bersenda gurau bersama suami, sambil mengukir mimpi kami berdialog. “Kapan ya Abi,
kita pergi haji atau umroh?” Tanya saya pada suami. Suami saya justru bertanya ulang “Kapan ya? Kapan mi?” dan saya dengan enteng menjawab “ lima
tahun lagi ya paling lambat” (saya yang bertanyam akhirnya saya juga yang
jawab) padahal saat itu kami baru saja membeli rumah secara kredit dan renovasi
rumah, dana yang keluar tidak sedikit buat kami. Perlu waktu agak lama untuk
recovery kondisi ekonomi kami. Ditambah biaya sekolah untuk 3 anak dan saat itu
saya masih menyusui anak saya yang ke empat. Tapi saya merasa enteng menjawab “
lima tahun lagi..” pertimbangan saya, cukuplah 5 tahun menabung, dan menunggu
anak saya bisa ditinggal. Dan
Subhanallah … Allah swt kabulkan tahun 2013 saya berangkat umroh. Hitungan yang
tepat bagi Allah swt , 5 tahun setelah kami bersenda gurau itu. Dan belakangan
ini saya baru sadar , seharusnya saya jawabnya nggak lima tahun lagi ya, secara
sangat mudah bagi Allah untuk mengabulkan doa hambanya. Harusnya saya jawab, ” besok ya bi!” hehehehe..
Di
tahun 2008 itu juga saya merasakan nikmat yang sangat saat Allah titipkan bunga tidur pada suatu malam.
Saya berada di dalam masjidil haram yang megah, dengan lampu sorot dengan sinar
yang sangat terang. Malam hari bagai siang, masjid yang tidak pernah tidur.
Saya dengan khidmat melakukan thawaf bersama jamaah lain, tiba-tiba muncul
keinginan untuk mencium hajar aswad sebagai ibadah sunnah, saya terus melakukan
thawaf, seraya mendekat kearah batu hitam tersebut. Jamaah yang sedang thawaf
dan hendak mencium hajar aswad tidak sedikit, saya agak kesulitan mendekat pada
batu hitam tersebut. Akhirnya ada suara mengajak saya mengikutinya, seraya
mengatakan “ sini, lewat sini saja, kamu akan dapat mencium hajr aswat..” Saya
bagai naik sepatu roda, meluncur melewati jamaah yang sedang mengantri, dan tak
lama kemudian saya berada dalam antrian yang sangat dekat sekali. Hanya tinggal
2-3 orang didepan saya, mereka bergiliran mencium batu hitam tersebut. Hati ini
makin rindu dan bergetar tak menyangka bisa sampai dideretan paling depan batu
hitam tersebut, sejurus saya ingin mencium batu tersebut….. saya terjaga! Subhanallah
Walhamdulillah Wala illa haillallah wallahu akbar!! Saya terjaga dengan
perasaan rindu…. Bahagia dan syahdu. Walau saya tidak berhasil mencium hajar aswad
dalam mimpi, saya berharap Allah mampukan saya di alam nyata. Bukan dialam
mimpi.
Sejak saat itu
keinginan menginjak tanah haram makin membuncah dalam hati, saya berusaha menabung dan berhemat agar bisa pergi
ke tanah suci. Karena saya yakin Allah pasti akan kabulkan doa saya. Walau tak
tahu kapan. Tak terasa 5 tahun berlalu, tabungan belum bisa mencukupi untuk
daftar haji maupun umroh. Secara kebutuhan dengan 4 anak, subhanallah, Tapi Allah
maha kaya yang akan memampukan hambanya yang hatinya terpanggil.
Setelah nonton
film “Emak ingin naik haji” hati saya terenyuh dan menangis bahagia. Walaupun
itu Cuma film, saya yakin suatu saat Allah akan berikan pada saya kesempatan
menapakkan kaki ditanah suci. Apalagi kalau dengar ceramah ust. Yusuf masyur.
“Kun faya kun”.
Tahun 2012 saat
bulan Ramadhan, kami sekeluarga berkunjung kerumah kerabat yang baru melahirkan
di daerah depok. Karena saat itu bulan ramadhan, kami berniat juga rekreasi
hemat ke kampus UI DEPOK yang juga almamater saya dulu. Lokasi yang kami tuju
adalah masjid UI dan danau UI. Disana banyak mahasiswa dan warga sekitar
menghabiskan waktu bercengkrama dengan udara yang teduh dari hutan UI. Kami
mengambil tempat pinggir danau, menggelar karpet dan bersenda gurau. Berharap
ada salah satu anak kami bisa sekolah
disini juga. Saat waktu menjelang sholat ashar, kami bergegas ke masjid UI yang
lokasinya bersebelahan dengan danau UI. Kami laksanakan sholat disana dan
memohon segala kebaikan untuk kami.
Setelah sholat
kami melihat papan nama travel umroh milik masjid UI. Kami pernah mendengar
juga ada program backpacker, yang memberikan
jasa perjalanan umroh dengan sangat hemat. Saat itu kami belum punya cukup
tabungan. Karena tabungan tak pernah
bisa cukup, hampir selalu terpakai untuk kebutuhan lain yang lebih utama.
Tanpa ragu saya menuju kantor travel tersebut, bertanya-tanya layaknya akan mendaftar.
Padahal ongkos saja belum punya. Saat menunggu petugas menyiapkan informasi,
suami berkelakar “Kali aja bisa kita umroh 15 juta berdua. gak pake tidur di
hotel juga gakpapa, kita kan punya tenda” hahahah.. secara suami saya pendaki
gunung. Jadi lengkap tuh peralatan backpakernya.
Hehe. Setelah mendapat info, kami cukup kecut mendengarnya, karena kami yang
tidak mengerti berapa biaya umroh sesungguhnya agak kecewa saat mendengar biaya
umroh untuk tahun 2013 bisa sekitar 15 juta perorang (bukan 2 orang hehe). Dan
itu adalah paket termurah dengan backpacker yang artinya hotel kelas melati dan
tidak dapat makan. Ya sudahlah… kami pulang dengan hati tetap senang, karena
sudah PD bertanya-tanya padahal 15 juta nya saja belum ada. Hahaha…Tapi kami
yakin Allah akan memberikan rezeki tepat pada waktunya.
Siapa menyangka,
1 bulan setelah kejadian di biro travel kampus UI itu, Allah swt berikan rezeki
yang tak disangka-sangka pada saya. Saya pun teringat dengan surat Aththalaq
ayat 3 “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan
barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya.
Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu..” Subhanallah….
Pada suatu pagi
dibulan September, saya mendapatkan rejeki dari jalan yang tak disangka sebesar
20 juta rupiah, dan setelah saya bicarakan dengan suami, kami sepakat akan
berangkat umroh. Walau harus mencari kekurangannya lagi, tapi waktu masih agak
panjang. Karena pendaftaran umroh awal tahun 2013 masih 4 bulanan lagi. Semoga
allah memberikan lagi rezeki yang lainnya hingga kami bisa berangkat berdua
(doa kami saat itu). Akhirnya dana yang ada kami buat daftar DP umroh untuk
berdua. Pelunasan masih bisa menunggu hingga Desember 2012.
Saya pun mulai hunting travel umroh yang sesuai dengan
budget kami. Subhanallah, kami mendapatkan travel umroh dengan biaya
keberangkatan senilai 35 juta untuk berdua. Sudah ada rezeki yang tak disangka
senilai 20 juta. Kami harus mencari tambahannya yang 15 juta dengan berusaha
bekerja lebih keras dan berhemat. Sekali lagi maha tepat hitungan Allah, karena
kami berharap saat di masjid UI itu bisa berangkat dengan dana 15 juta berdua!
Padahal saat itu karena ketidak tahuan kami berapa biaya umroh saat itu. Dan Allah
menambahkan sesuai yang kami rasa tak mampu yang 20 jutanya! YA. Kami harus
usahakan menabung yang 15 jutanya! Subhanallah….
Kalau
mengandalkan gaji bulanan sudah jelas peruntukannya, maka kami berharap pada
Allah penjualan komputer bisa meningkat. Secara berdagang computer itu usaha
sampingan suami saya. Dan sekali lagi Allah maha kaya, tepat diwaktu pelunasan,
uang itupun terkumpul…. Alhamdulillahi
rabbil alamiin.. ( Nikmat TuhanMU
yang mana lagi yang kamu dustakan…?)
28 Januari 2013,
kami take off menuju Jedah dengan
transit di abu dhabi. Subhanallah
Walhamdulillah WaLa ilaha illallah Wallahu akbar. Kurang lebih 7 hari kami
ziarahi tempat-tempat suci, di madinah, mekah, dan berkunjung ke beberapa
tempat bersejarah.
Bertemu dengan
saudara seiman dari seluruh dunia, memberikan emosi tersendiri dalam hati ini.
Dipeluk, dicium dan di jabat erat tangan ini dengan saudari yang tak pernah
bertemu sebelumnya, yang belum pernah berkunjung ke negaranya, yang harus
melihat dipeta dimana sebenarnya Negara tersebut, yang tidak mengerti bahasa
masing-masing (tak jarang kami berbahasa isyarat, hihihi), yang hanya melempar
senyum tulus namun membius. Memancarkan kecintaan dan kebersamaan. Hasrat untuk
menolong dan berbuat baik, bagai ‘diobral’ disini.
Kebersamaan dalam kebahagiaan yang satu.
Menghadap ke ka’bah yang satu. Hanya disini umat islam tidak meributkan arah
kiblat, tidak meributkan sholat subuh dengan doa qunut atau tidak, tidak
meributkan tata cara sholat, Shaf sholat otomatis tidak ada celah, semua shof
penuh dan barisan sangat rapat. Semua khusyuk menunduk serendah-rendahnya
kehadirat Allah SWT yang konon kalau di bumi para nabi ini, Allah dekat sekali.
(padahal dimana saja kita berada Allah selalu dekat).
Melihat burung
dara yang menanggapi rezeki dari rabbnya lewat kemurahan hati jamaah membelikan
pakan burung dan menebarnya dijalanan. Tapi herannya tidak ada seorangpun yang
mengeluhkan di jatuhi kotoran siburung. Burung-burung dara itu semuanya serupa
dimata saya, ukurannya, warna bulunya, lurik-lurik bulunya. Subhanallah..
Tak terasa
kurang lebih 7 hari sudah kami lewati, saatnya berpisah dengan segala rutinitas
singkat yang sangat membahagiakan, yang hampir setiap untaian waktunya hanya
ingat Allah dan Rasulnya, yang selalu berlomba-lomba datang lebih awal ke
rumahNYA, yang difikirkan hanya ibadah dan ibadah. Walau tidur hanya 1-2 jam,
semangat begitu membara memanfaatkan moment
yang entah kapan akan datang lagi.
Tiba saatnya
untuk melakukan thawaf wada (thawaf perpisahan).
Dengan perlahan kami langkahkan kaki mengelilingi bangunan tertua didunia ini.
Sebuah bangunan yang menjadi pusat dunia, yang selalu bercahaya jika dilihat
dari luar angkasa. Yang selalu memancarkan kerinduan bagi hambanya yang
merindu. Yang membuat raga ini lemas dan merasa kecil sekali. Ka’bah… selamat
tinggal…
“Ya Allah..
hanya karena engkau aku bisa menapakkan kaki di tanahMU yang suci, maka
berikanlah aku kesempatan datang kembali untuk menunaikan ibadah haji di waktu
berikutnya..” Lantunan doa dan harapan semua kami tumpahkan di tempat-tempat mustajabnya do’a. Masjid
Nabawi dengan Raudhohnya, masjidil haram dengan multazamnya, hijr ismail, maqom
Ibrahim, lintasan safa dan marwa.
Subhanallah.. rindu untuk kembali.. ”Mampukan kembali aku ya rabb, untuk
bisa menunaikan yang wajibnya yaitu ibadah Haji”. Aamiin Ya rabbal alamiin..
0 komentar:
Post a Comment